Advertisement
5 Fakta Mengejutkan di Balik Tempat Ibadah Tertua di Nusantara

5 Fakta Mengejutkan di Balik Tempat Ibadah Tertua di Nusantara

Diposting pada

Kalau kamu berpikir tempat ibadah hanyalah lokasi untuk berdoa atau berkumpul secara ritual, artikel ini mungkin akan mengubah sudut pandangmu. Di balik keheningan dan nuansa sakral yang menyelimuti tempat-tempat ibadah tua di Indonesia, tersembunyi kisah-kisah luar biasa yang belum banyak diketahui orang.

Tempat Ibadah Tertua di Nusantara: Lebih dari Sekadar Bangunan

5 Fakta Mengejutkan di Balik Tempat Ibadah Tertua di Nusantara

Mulai dari bangunan yang bertahan lebih dari seribu tahun, hingga peran pentingnya dalam penyebaran agama dan budaya—tempat-tempat ini bukan hanya saksi sejarah, tapi juga simbol kekuatan spiritual yang hidup hingga hari ini. Berikut ini adalah 5 fakta mengejutkan di balik tempat ibadah tertua di Nusantara yang akan membuat kamu semakin penasaran (dan mungkin ingin langsung berkunjung!).


1. Candi Borobudur Bukan Sekadar Tempat Wisata

Arsitektur yang Sarat Makna

Banyak orang mengenal Candi Borobudur sebagai destinasi wisata terkenal, tapi sebenarnya, candi ini dibangun sebagai mandala besar, yakni peta simbolik perjalanan spiritual menuju pencerahan.

Bangunan Penuh Filosofi

Setiap tingkat pada Borobudur merepresentasikan tahapan dalam ajaran Buddha: Kamadhatu (kehidupan duniawi), Rupadhatu (alam bentuk), dan Arupadhatu (alam tanpa bentuk). Tak sembarangan, peletakan relief dan stupa pun mengikuti filosofi hidup yang sangat dalam.

Fakta Tambahan

Dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra, Borobudur masih menjadi tempat ibadah umat Buddha tiap perayaan Waisak. Artinya, meski sudah berusia lebih dari 1.200 tahun, fungsinya tetap hidup.


2. Masjid Saka Tunggal: Berdiri di Atas Tiang Tunggal Sejak 1288

Masjid Unik di Lereng Gunung Slamet

Terletak di Banyumas, Jawa Tengah, Masjid Saka Tunggal dibangun pada tahun 1288 M oleh seorang ulama bernama Kyai Mustolih.

Kenapa Disebut “Saka Tunggal”?

Masjid ini hanya menggunakan satu tiang utama (saka tunggal) di tengah bangunannya — simbol dari tauhid, keyakinan bahwa Tuhan itu satu.

Keaslian yang Terjaga

Hingga kini, banyak bagian masjid ini masih asli, termasuk tiang kayu jati yang tidak diganti sejak zaman awal berdiri.


3. Pura Besakih: Pusat Spiritualitas di Tanah Bali

Bukan Satu Pura, Tapi Kompleks 86 Pura

Berlokasi di lereng Gunung Agung, Pura Besakih adalah pura Hindu terbesar dan tertua di Bali. Tempat ini tidak hanya digunakan oleh satu desa, melainkan menjadi pusat kegiatan spiritual umat Hindu dari seluruh Bali.

Tertua Sejak Zaman Prasejarah?

Jejak pemujaan di kawasan ini diperkirakan sudah ada sejak 2.000 tahun lalu, bahkan sebelum Hindu masuk secara resmi ke Bali.

Selalu Aktif dan Terbuka

Upacara besar seperti Eka Dasa Rudra yang dilakukan tiap 100 tahun menunjukkan bagaimana pura ini tetap hidup dan aktif secara spiritual hingga kini.


4. Vihara Avalokitesvara: Toleransi yang Berakar Sejak Lama

Jejak Buddhisme di Bumi Banten

Vihara Avalokitesvara di Kota Serang, Banten, adalah salah satu vihara tertua di Indonesia, dibangun sekitar abad ke-16. Uniknya, vihara ini berdampingan dengan masjid dan gereja, menunjukkan akar toleransi masyarakat setempat sejak dulu.

Tempat Ziarah Lintas Iman

Banyak non-Buddha yang juga berkunjung ke vihara ini untuk menghormati nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang yang diajarkan Avalokitesvara (Kwan Im).

Bukti Keberagaman Nusantara

Selain arsitektur klasik Tionghoa, kamu juga bisa melihat pengaruh budaya lokal dalam detail ornamen dan interior vihara ini.


5. Gua Maria Lourdes Sendangsono: Tempat Ziarah Katolik yang Penuh Sejarah

Dari Tempat Bertapa Menjadi Tempat Ibadah

Gua Maria Sendangsono di Kulon Progo, Yogyakarta, dulunya adalah tempat bertapa para pertapa Jawa sebelum menjadi tempat peribadatan umat Katolik.

Air “Sendang” yang Dikeramatkan

Air yang memancar dari sumber di lokasi ini dipercaya membawa ketenangan dan sering dibawa pulang oleh peziarah sebagai simbol berkat.

Dihormati Sepanjang Tahun

Setiap bulan Mei dan Oktober, ribuan umat datang untuk berziarah dalam suasana penuh ketenangan dan refleksi rohani.


Kesimpulan: Warisan Spiritual yang Masih Hidup

Tempat-tempat ibadah tertua di Nusantara bukan hanya bagian dari sejarah—mereka masih menjadi tempat aktif untuk refleksi, doa, dan perayaan. Di tengah dunia yang serba cepat, tempat-tempat ini mengingatkan kita akan akar spiritual yang dalam dan kaya di tanah air kita.


Call to Action

Sudahkah kamu mengunjungi salah satu dari tempat ibadah tertua ini? Kalau belum, mungkin inilah saatnya untuk merencanakan perjalanan spiritual yang bukan hanya menenangkan, tapi juga memperkaya wawasanmu. Jangan lupa bagikan artikel ini agar lebih banyak orang tahu bahwa Nusantara menyimpan harta karun spiritual yang luar biasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement